SYETAN DALAM PERAHUNYA NABI NUH
IBLIS DATANG MENYAMAR
Ketika
Nabi Nuh as telah ( naik perahu )beliau melihat orang tua yang tidak
dikenal seraya beliau berkata kepadanya : “Apa tujuan kamu masuk dalam
perahu ini ? dia menjawab : “Aku disini untuk mengoda hati
sahabat-sahabatmu supaya menjadikan hatinya ikut kami dan badannya ikut
kamu “ lalu berkatalah Nuh kepadanya : “Keluarlah engkau wahai musuh
Allah” maka berkatalah Iblis : “Lima macam yang akan membinasakan
manusia, tiga perkara yang akan aku ceritakan kepadamu sedangkan yang
dua tidak saya ceritakan “ Kemudian Allah Swt, mewahyuhkan kepada Nuh as
:”Sesungguhnya aku tidak membutuhkan akan tiga perkara yang engkau
ceritakan padaku itu”, perintahkan saja dia untuk menceritakan yang dua
perkara itu maka berkatalah dia, dengan keduanya itulah akan merusak
manusia sedang mereka tidak merasakannya keduanya itu adalah :
1.Hasud, sebab dengan hasud itu menyebabkan aku terlaknat dan terkutuk.
2.Rakus,
sebab dengan rakus pula menyebabkan aku untuk memperbolehkan semua
nikmat di surga untuk Adam dan menjadikan aku berkeingginan dari padanya
kemudian aku menjadikan keluar darinya.
SYETAN DAN NABI MUSA
Iblis
menyamar ketika berjumpa nabi musa seraya berkata : “Wahai musa
engkaulah yang telah dipilih oleh Allah dengan diberi Risalah-Nya dan
pernah juga diajak bicara oleh-Nya, sedangkan aku termasuk ciptaan Allah
SWT yang banyak berlumuran dosa sedang aku bermaksud untuk bertaubat
maka mohonkanlah safaatku kepada Tuhan Azza Wajalla supaya dia menerima
taubatku, lalu Nabi Musa berdo’a kepada Tuhannya maka dikatakanlah :
“Wahai Musa sesungguhnya aku telah memutuskan hajatmu itu” lalu bertemu
dengan Iblis seraya mengatakan kepadanya : “Sesungguhnya engkau
diperintahkan untuk bersujud dikubur Nabi Adam niscaya dia akan menerima
taubatmu” maka Iblis menjadi congkak dan marah lalu berkata : “Ia (
Adam )masih hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, sedang sekarang
dia sudah mati, apakah aku disuruh sujud kepadanya” kemudia Iblis
berkata : “Wahai musa sesungguhnya kamu berhak mendapatkan safaat dari
Tuhanmu maka ingatlah kepadaku kepada tiga perkara yang aku tidak
membinasakan padanya :
1.Ingatlah kepadaku ketika engkau marah, sedangkan aku akan hidup dihatimu dan
mataku berada dikedua matamu akupun bias berjalan diperedaran darahmu.
2.Ingatlah kepadaku ketika engkau menjumpai kelelahan, sesungguhnya aku datang
kepada anak Adam ketika ia lelah, kemudian aku mengingatkan kepadanya tentang
anaknya, istrinya dan keluarganya sehingga ia berpaling.
3.Jauhilah olehmu duduk dengan seorang perempuan yang tanpa disandingi makhromnya
( duduk sendirian dengan perempuan ) sebab sesungguhnya aku sebagai utusan
kepadamu dan utusanm kepadanya.
SYETAN DAN DZULKIFLI
Telah
dikeluarkan oleh Ibnu Abidunya bahwa salah seorang dari Nabi pernah
berkata kepada orang yang bersamanya : “Apakah darimu terdapat seorang
yang mencukupi aku untuk itu janganlah ia marah niscaya ia akan menjadi
kawanku yang sejajar dengan derajatku dan dia akan menjadi kaum
sesudahku ? maka berkatalah salah seorang pemuda dari kaum itu : “Saya”
kemudian berkatalah salah seorang Nabi tersebut mengulang pernyataanya,
lalu pemuda tersebut menjawab : “Saya” dan tatkalah salah seorang Nabi
tersebut telah meninggal dunia maka berdirilah salah seorang pemuda tadi
dengan menduduki posisinya, maka Iblis datang kepadanya untuk
membangkitkan kemarahannya kemudian seorang laki-laki berkata :
“Pergilah engkau bersamanya lalu ia datang menceritakan padanya bahwa ia
tidak melihat sesuatu apapun lalu ia ( Syetan ) datang lagi kepadanya
dan mengutus bersamanya seraya dia berkata : “Saya tidak melihat sesuatu
apapun” kemudia dia datang kepadanya dan mengambil dengan tangannya
maka lepas darinya, maka yang demikian itulah Dzulkifli karena ia mampu
menahan untuk tidak marah.
SYETAN DAN NABI ISA
Makhul
Abu Ustman berkata : “Pada suatu kali Nabi Isa di puncak gunung , lalu
Iblis datang kepadanya seraya berkata : “Bukankah engkau percaya dengan
qodha dan qodhar” Isa menjawab : “Betul” lalu ia berkata kepada Nabi Isa
: “Lompatlah engkau dari tempat yang tinggi ini niscaya tidak akan
menimpa sesuatu padamu hanya atas seijin Allah tentukan untukmu.Maka
berkatalah Isa kepadanya : “Bukankah Tuhan sedang menguji hambanya dan
bukankah untuk hambahnya itu terdapat ujian dari Tuhannya ?