Dupa sangat indentik dengan mistik di tempat - tempat keramat seperti punden, petilasan, tempat anker, pantai, gunung yang di keramatkan pasti kita jumpai dupa bahkan kita jumpai langsung orang yang ritual membakar dupa.pada keyakinan hindu uda biasa dupa buat alat untuk sembayang sedangkan bagi orang kepercayaan selain hindu pasti berhubungan dengan mistis bila membakar dupa itu.
banyak orang yang beranggapan orang yang bakar dupa itu mendatangkan jin, banyak orang yang bilang bakar dupa itu syirik uda umum di kalangan masyarakat orang beranggapan begitu nah disini saya memberikan suatu pemahaman tentang membakar dupa itu apakah benar syirik apa tidak.
Allah menciptakan makluk selain manusia / makluk kasar, Allah juga menciptakan makluk yang ghoib seperti jin, ruh, malaikat, sukma, angin itu semua makluk Allah yang ghoib, pada surat Annas menerangkan bahwa jin dan manusia di suruh ibadah kepada Allah.bagi orang yang tidak paham pastinya orang yang membakar dupa di tempat - tempat keramat seperti punden, petilasan dll itu syirik yaitu memohon sesuatu selain Allah lalu bagaimana dengan orang yang berziarah ke makam apakah itu tidak syirik pada dasarnya hampir sama cuma yang membedakan kalau ziarah itu di makam dan membaca doa tanpa membakar dupa kalau di tempat keramat dengan bakar dupa dengan semedi, kalau di makam uda jelas ada jasadnya karena dahulu pernah hidup, kalau di petilasan maupun punden, candi tadak ada jasadnya tapi banyak jinnya pasti orang beranggapan begitu , lalu pertanyaanya apakah di makam tidak ada jinnya sedangkan jin itu tidak ada batasan ruang dan waktu sehingga jin itu bisa menempati apa saja dan kapan saja.
jin makluk Allah manusia juga makluk Allah sama - sama ciptaan Allah cuma yang membedakan unsurnya saja sehingga jin itu ghoib sedangkan manusia itu kasar, bila orang bakar dupa hanya memberi makan jin karena makanan jin itu aroma wangi - wangian seperti dupa, kemenyan, bunga, minyak itu semua mengeluarkan aroma wangi dan sebagai makanan dan minuman jin, bila jin di beri nasi tidak mau, bila jin di beri buah - buahan juga tidak mau, bila di beri pakaian juga tidak mau karena jin tidak bisa makan nasi, tidak bisa makan buah dan tidak bisa memakai pakaian itu di sebabkan jin tidak memiliki jasad / jin tidak kasar.
Manusia itu kasar ada jasadnya sehingga manusia itu membutuhkan makanan nasi, minum air,pakaian, tempat tidur karena manusia itu memiliki jasad lalu pertanyaanya bila manusia meminta sesuatu kepada manusia apakah itu bukan syirik.
orang bakar dupa di katakan syirik lalu bagaimana dengan orang memberikan makanan, pakaian kepada sesama orang lalu dia minta tolong supaya mau membantu orang itu, apakah ini bukan syirik.jin makanannya wangi - wangian jadi wajar bila orang bakar dupa dengan tujuan memberi makan jin / shodakhoh kepada jin karena dupa itu makanan jin, bila orang memberikan nasi kepada orang juga wajar karena itu makanan manusia.
semua itu ada tata caranya , etikanya dan aturannya jadi tidak sembarangan, orang bakar dupa juga ada tata caranya , orang memberikan makanan nasi kepada orang juga ada aturannya bila kita tidak bisa memahami aturannya ya jelas kita seperti orang tidak tau etika / sopan santun.
etika / aturan secara umum saat membakar dupa itu kita membaca salam setelah baca salam kita jelaskan dengan kata - kata contohnya : setelah baca salam lalu baca perkenalkan nama saya budi dari desa sidorejo, saya datang ke sini memberikan makan berupa dupa kepada kalian semua yang ghoib kalian semua yang ghoib makluk Allah yang ghoib apabila ada kekurangannya mohon maaf.
nah kalo seperti ini apakah juga di anggap syirik lalu bagaimana dengan manusia memberi makanan kepada anaknya sendiri, hewan peliharaan sendiri.