Petilasan Kanjeng Ratu terletak di pantai parang kusumo.
Saat menerawang batu ini terlihat pantai yang sangat indah , air ombak sangat besar suara gemuruh ombak besar sekali , pasang surut air terlihat jelas.
Saat itu yang terlihat di pingir pantai hutan belantara tidak ada bangunan rumah maupun warung. Saya amati terus ombak dan warna air laut yang biru, saat air laut surut terlihat batu itu persis kemudian air pasang lagi batu tidak terlihat, kemudian air surut lagi baru batu ini terlihat lagi , saya amati batu itu ternyata kanjeng ratu saat menemui panembahan senopati duduknya di atas batu itu, asal mula batu itu dari dalam laut , karena perubahan zaman ke zaman dan banyaknya bangunan. sekarang air laut tidak sampai pasang ke batu itu . Batu ini di jadikan tempat khusus kanjeng ratu bertemu dengan panembahan senopati sehingga di jaga tempat ini dan fenomena alam berubah air laut tidak sampai pasang ke batu itu.
Saat Kanjeng ratu datang menghampiri panembahan senopati, para danyang - danyangnya , pengawalnya di suruh kembali ke istana selatan dan saat kisah percintaanya kanjeng ratu dengan panembahan senopati lokasi itu di batu berubah menjadi suatu ruangan yang tertutup dan indah bangunanya dari emas, ranjangnya, semua sangat indah
Batu itu sekarang di jadikan petilasan kanjeng ratu, karena kanjeng ratu pernah meninggalkan jejaknya di batu itu sehingga memiliki daya alam yang besar memiliki kenyamanan, keharmonisan, ketenangan, adem, pengasihan yang kuat di batu ini.
Daya alam yang ada di batu ini ada 2 sumber yaitu sebagai batu alam yang berasal dari dalam laut memiliki daya murni yang kuat langsung dari Tuhan dan yang kedua memiliki daya dari makluk Tuhan secara ghoib dari kanjeng ratu yang pernah meninggalkan jejak di batu itu sehingga saat panembahan senopati datang untuk duduk di batu yang besar berdekatan dengan batu itu saat panembahan senopati rindu , kangen dengan kanjeng ratu beliau memegang batu itu dan memanggilnya seketika kanjeng ratu langsung datang. Batu itu memiliki keterhubungan dengan istana selatan , jadi siapa aja yang datang ke batu itu dan memeganganya sambil memanggil kanjeng ratu beliau pasti datang.
Namun banyak orang yang menyalagunakan petilasan itu, ada yang meminta kekayaan, ingin memiliki khodam selatan, sehingga banyak para pekerja malam datang ke situ supaya laris manis dirinya.
Orang yang rirual dan menaburkan bunga ke batu itu dan melantunkan jopo lan montro, tujuan di utarakan supaya bisa terkabul hajadnya biar kemampuan khodam dari selatan yang membantunya
Adat setempat juga memiliki pengetahuan bagi siapa yang menaburkan bunga ke petilasan kanjeng ratu dan melakukan ritual setelah ritual selesai mencari bunga kantil di petilasan kanjeng ratu dan memakanya maka dirinya memiliki daya pengasihan tinggi, keterhubungan denga ghoib dari selatan sehingga banyak masyarakat yang melakukan ritual di petilasan kanjeng ratu dan mencari bunga kantil untuk di makan, namun adat itu di zaman sekarang mulai hilang pada zaman sekarang banyak yang melakukan ritual saja tidak mencari bunga kantil dan memakannya.
